Kalau lo sempat ngikutin Premier League era 2013-an, nama Kevin Mirallas mungkin masih keinget. Pemain asal Belgia ini punya semua bahan buat jadi bintang besar: cepat, flair tinggi, kaki kanan tajam, dan selalu punya momen “wah” yang bisa ngebalik pertandingan.
Tapi karier Mirallas juga jadi pelajaran keras buat semua pemain bola: talenta gede doang gak cukup tanpa konsistensi dan mental kuat.

Awal Karier: Belgia ke Yunani, Bukan Jalan Biasa
Kevin Antonio Joel Gislain Mirallas lahir 5 Oktober 1987 di Liège, Belgia. Gak kayak sebagian besar talenta Belgia yang naik lewat akademi besar kayak Anderlecht atau Genk, Mirallas justru dapet atensi dari luar negeri dulu.
Setelah sempat berkembang di akademi Standard Liège, dia langsung pindah ke Lille (Prancis), lalu sempat main di Saint-Étienne, dan akhirnya ke Olympiacos di Yunani.
Di Olympiacos, dia meledak. Tahun 2011–2012 dia jadi top skor liga dengan 20 gol, dan keliatan banget: ini pemain bisa ngacak-ngacak pertahanan.
Gabung Everton: Winger Berbahaya di Tangan David Moyes
Tahun 2012, Mirallas gabung ke Everton dengan ekspektasi tinggi. Dan langsung nyetel. Premier League yang keras dan cepat ternyata cocok banget buat dia.
Ciri khasnya:
- Lari diagonal ke tengah dari sayap kanan
- Finishing tajam, terutama dari luar kotak
- Skill 1v1 bikin bek kocar-kacir
- Gaya main penuh flair ala “pemain futsal yang dikasih ruang besar”
Di musim-musim awal, dia sering banget jadi pembeda. Gol-gol keren, assist kilat, dan selebrasi penuh percaya diri. Fans Everton suka banget sama gayanya yang “ngeri-ngeri santai.”
Puncak Karier: Jadi Starter Timnas Belgia
Waktu Timnas Belgia mulai “golden generation”-nya (Hazard, Lukaku, De Bruyne, Courtois, dsb.), nama Mirallas juga masuk daftar utama.
Dia main di:
- Piala Dunia 2014
- Euro 2016
- Beberapa kualifikasi Piala Dunia & laga persahabatan penting
Pelatih saat itu, Marc Wilmots, sering manfaatin Mirallas sebagai super sub—masuk buat ubah tempo permainan, ngacak-ngacak sayap lawan, dan narik bek keluar posisi.
Walau gak jadi pemain utama, dia punya peran taktis penting.
Tapi… Inkonsistensi Mulai Terlihat
Masuk tahun 2015 ke atas, performa Mirallas mulai menurun. Penyebabnya?
- Cedera kecil tapi sering
- Kehilangan posisi di starting XI karena datangnya pemain lain (Lennon, Lookman)
- Masalah attitude—terutama soal seleksi pemain dan pergantian pelatih
- Terlalu banyak spekulasi soal pindah klub
Salah satu momen paling kontroversial? Insiden penalti vs West Brom (2015)—di mana dia maksa ambil penalti padahal Baines biasanya jadi algojo. Dan… dia gagal. Fans langsung mulai ragu.
Sejak saat itu, dia lebih sering jadi cadangan dan pelapis. Spark-nya masih ada, tapi udah gak konsisten.
Keluar dari Inggris: Kariernya Mulai Memudar
Setelah tahun-tahun sulit di Everton, Mirallas mulai dipinjamkan:
- Olympiacos (lagi)
- Fiorentina (Serie A)
- Lalu pindah permanen ke Royal Antwerp, lalu Gaziantep FK (Turki), dan terakhir AEL Limassol (Siprus)
Dari situ, udah keliatan: kariernya menurun drastis. Bukan karena gak punya skill lagi, tapi karena ritme dan konsistensi udah gak sama. Mirallas tetap bisa cetak gol, tapi level kompetisinya jauh dari masa emasnya.
Gaya Main: Elegan, Tajam, tapi Kadang Egois
Mirallas adalah tipe winger klasik yang doyan cut inside, bukan tipe crossing mulu. Dia suka:
- Bawa bola dari kanan, potong ke tengah, terus shoot
- Kombinasi cepat 1-2 dengan striker
- Umpan terobosan dengan timing pas
- Sesekali showboating yang bikin penonton bersorak (atau sebel)
Masalahnya, kadang dia terlalu individualis. Di momen tim butuh build-up sabar, dia malah maksa duel atau tendang dari jauh. Dan itu sering bikin pelatih geregetan.
Legacy: Bukan Legenda, Tapi Pernah Jadi Bintang
Kevin Mirallas bukan legenda klub atau negara. Tapi dia adalah bagian dari era di mana Belgia mulai naik daun, dan Everton sempat jadi kuda hitam Premier League.
Buat fans Everton, dia tetap punya tempat khusus—karena:
- Gol-gol keren
- Gaya main atraktif
- Dan momen-momen kunci yang gak bisa dilupain
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kevin Mirallas?
- Skill besar harus dibarengi attitude kuat.
Tanpa fokus, karier bisa cepat menurun. - Konsistensi lebih penting dari sekali dua kali brilian.
Klub butuh pemain yang bisa perform tiap pekan, bukan cuma highlight player. - Semua karier punya masa naik dan turun.
Tapi cara kita keluar dari spotlight juga bagian dari cerita yang layak dihargai.
Warisan: Winger Dengan Spark yang Gak Selalu Menyala
Kevin Mirallas adalah contoh nyata bahwa jadi “next big thing” gak otomatis bikin lo bertahan lama di puncak. Tapi buat beberapa tahun, dia beneran jadi mimpi buruk bek Premier League.
Dan kadang, jadi bagian dari memori indah fans—itu juga udah cukup keren.